Thursday, January 17, 2013

Teknik Mendayung


TEKNIK DAYUNGAN ARUNG JERAM
Dipublikasi pada Mei 2, 2012 oleh info wisata indonesia
Untuk dapat berarung jeram/mengendalikan perahu maka kita wajib menguasai salah satu tekhnik dasar dalam berarung jeram yaitu tekhnik dayungan. Mendayung dilakukan dengan tujuan untuk memindahkan perahu dari suatu posisi ke posisi yang lain. Dalam berarung jeram, dayungan dikomando oleh seorang skipper.
Beberapa tekhnik dayungan yang wajib dikuasai jika kita ingin berarung jeram diantaranya sebagai berikut:
1. Dayung Maju (Forward paddle/forward stroke) Tujuan dari dayung maju ini adalah untuk menggerakkan perahu kearah depan (maju). Caranya yaitu dengan cara menancapkan dayung didepan kemudian ditarik kebelakang sampai sejajar dengan pantat. Angkat bilah dayung ulangi ke posisi semula dan seterusnya.

2. Dayung Mundur (Back Paddle/Back Stroke) Tujuan dari dayung mundur ini adalah untuk menggerakkan perahu kebelakang ataupun untuk memperlambat laju perahu. Caranya yaitu kebalikan dari dayung maju yaitu dengan menancapkan bilah jauh dibelakang posisi badan kita kemudian tarik kedepan sampai posisi awal dayung maju. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendayung yaitu usahakan jangan hanya menggunkanan kekuatan tangan akan tetapi dibantu dengan otot perut sehingga dayungan yang dihasilkan akan lebih kuat.

3. Dayung Tarik (Kanan) Tujuan dari dayung tarik ini yaitu untuk menggeser perahu kearah kanan. Dalam berarung jeram biasanya digunakan untuk menghindari batu ataupun rintangan yang terletak disebelah kiri perahu sehingga tidak terjadi benturan dengan perahu. Caranya yaitu awak yang terletak disebelah kanan menancapkan dayung jauh kesamping dan menariknya kearah perahu sedangkan awak yang terletak disebelah kiri manancapkan dayungnya tegak lurus mendekati lambung perahu dan ditolak menjauhi perahu. Dalam dayung tarik ini, usahakan posisi dayung tetap tegak lurus (900) terhadap permukaan air.

4. Dayung Tarik (kiri) Dayung tarik (kiri) ini berlawanan dengan dayung kanan tarik. Tujuan dari dayung tarik ini yaitu untuk menggeser perahu kearah kiri. Caranya yaitu awak yang terletak disebelah kiri menancapkan dayung jauh kesamping dan menariknya kearah perahu sedangkan awak yang terletak disebelah kanan manancapkan dayungnya tegak lurus mendekati lambung perahu dan ditolak menjauhi perahu.


5. Dayung Pancung (kanan) Tujuan dari dayung Pancung Kanan ini yaitu untuk membelokkan perahu kearah kiri. Caranya yaitu awak dalam perahu yang terletak paling depan, sebelah kanan mengambil dayungan dari arah depan perahu ditarik kearah samping kanan perahu sedangkan awak yang terletak disebelah kiri mengambil dayungan dari samping kiri perahu digeser sampai depan perahu. Dayung pancung ini sering digunakan ketika dalam jeram untuk menghindari batu atau rintangan yang terletak didepan perahu yang dapat menyebabkan Wrap (Perahu Tersangkut).



6. Dayung Pancung (Kiri) Dayung Pancung Kiri ini berlawanan dengan Pancung kanan, tujuannya yaitu untuk membelokkan perahu kearah kanan. Caranya yaitu awak dalam perahu yang terletak paling depan, sebelah kiri mengambil dayungan dari arah depan perahu ditarik kearah samping kiri perahu sedangkan awak yang terletak disebelah kanan mengambil dayungan dari samping kanan perahu digeser sampai depan perahu.



SKALA TINGKAT KESULITAN JERAM (GRADE)
Dipublikasi pada April 21, 2012 oleh info wisata indonesia
SKALA TINGKAT KESULITAN JERAM (GRADE)
Saat ini ada 2 skala yang dikenal dalam olahraga arung jeram, yaitu :
Skala internasional, angka ukuran skala yang digunakan I-IV, skala ini digunakan di sungai-sungai di Amerika Utara dan Eropa. Skala inilah yang dipakai di Indonesia.
Skala Western, skala ini diperkenalkan oleh penguasa Grand Canyon, yaitu Doc Marston. Ukuran skala yang dipakai berkisar 1-10, skala ini dipakai hanya di sungai-sungai bagian barat Amerika, salah satunya Sungai Colorado.
SKALA
INTERNASIONAL
SKALA
WESTERN
TINGKAT KESULITAN JERAM
0
Flat water (air mengalir tenang)
Kelas I
1,2
Easy (mudah)Aliran air dengan ombak kecil dan sedikit atau sama sekali tidak ada rintangan yang berarti. Sangat aman
Kelas II
3,4
Medium (sedang)
Jeram yang gampang dengan ombak dibawah 1 meter, dengan lintasan yang lebar dan jelas, dapat diarungi tanpa scouting, tetapi kadang-kadang diperlukan reflek maneuver yang bagus. Aman
Kelas III
5,6
Difficult ( sulit)Jeram dengan ombak tinggi dan tidak beraturan, sering terjadi perahu terbalik. Jalur-jalur yang sempit memerlukan maneuver yang sangat baik, juga terkadang diperlukan scouting dari pinggir sungai. Agak berbahaya.
Kelas IV
7,8
Very difficultJeramnya panjang dan kadang-kadang disertai penyempitan jalur, sering diperlukan manuver dan gerkan yang akurat, apalagi pada arus yang bergejolak, scouting/pengintaian sangat penting. Berbahaya
Kelas V
9,10
Extreme difficultJeramnya sangat panjang, sulit dan hambatan-hambatan jalur yang sangat tinggi, jeram seperti ini harus di-scouting dari dekat atau sedekat mungkin meski biasanya lokasi scouting cukup sulit. Misi penyelamatan sangat sulit. Jeram ini selalu mengancam semua peserta . Sangat berbahaya.
Kelas VI
U
Unrunable (tidak dapat diarungi)Jeram ini paling berbahaya, disepakati untuk dilarang diarungi.

PERALATAN PRIBADI ARUNG JERAM
Dipublikasi pada April 16, 2012 oleh info wisata indonesia
sebelum kita melakukan suatu pengarungan di sungai ataupun hanya berarung jeram ceria saja, terlebih dahulu kita harus mengetahui peralatan pribadi yang harus dimiliki perorangan supaya dapat meminimalisir suatu kejadian tak terduga seperti kecelakaan di air saat arung jeram dan lain – lain. Peralatan pribadi tersebut antara lain :
PELAMPUNG





Pelampung juga banyak macamnya, tetapi semua mempunyai fungsi yang sama. Pelampung yang dipakai untuk arung jeram adalah pelampung dengan bahan baku di dalamnya dari busa yang kedap air, busa bagian depan lebih tebal dari busa bagian belakang, karena apabila seorang hanyut disungai dalam keadaan tidak sadar atau lemas, maka otomatis orang tersebut akan terapung tengadah atau muka di permukaan air.
Fungsi pelampung adalah membantu peserta yang jatuh di air agar tetap terapung. Fungsi sekundernya adalah sebagai pelindung / body protector terhadap benturan baik berupa rintangan sungai, maupun (dayung) sesama peserta. Selain itu, ada juga pelampung yang dilengkapi dengan pelindung kepala bagian belakang atau tengkuk.
Ketika menggunakan pelampung harus dikencangkan dengan memasang buckle-buckle (gesper pengencang) dan mengencangkannya, karena jika pelampung terlalu longgar dalam pemakaiannya, maka pelampung tidak berfungsi maksimal.
Jika pelampung terlalu longgar maka saat seseorang tercebur kedalam air pelampung tersebut akan naik ketas sehingga akan mencekik orang tersebut dan akan menyulitkannya untuk bergerak sedangkan jika pelampung terlalu kencang maka akan menghambat jalur pernapasan seseorang. Oleh karena itu pakailah pelampung tidak terlalu longgar dan tidak juga terlalu kencang.
2. HELM



 
Fungsi helm adalah untuk melindungi kepala peserta arung jeram apabila kepala peserta terbentur batu atau benda keras di air.
Dalam menggunakan helm jangan terlalu kencang, karena pengarungan memakan waktu yang cukup lama dan bisa mengakibatkan kepala sakit karena terjepit helm yang terlalu kencang. Atau jangan terlalu longgar karena bisa mengganggu gerakan atau pandangan dalam pengarungan. Biasanya untuk pengaturan kencang tidaknya helm maka disisakan kira – kira dua jari supaya pemakaian helm menjadi optimal.
Ada beberapa macam helm ,diantaranya :
Helm fiber glass sangat ringan tetapi bisa berbahaya. Apabila terbentur benda keras, helm fiber glass mudah pecah, pecahnya sengat gampang melukai apalagi jika helm pecah pada waktu dipakai.
Helm plastik, lebih aman karena tidak mudah pecah seandainya pecah, pecahannya tidak hancur. Biasanya helm plastik jika pecah hanya retak – retak saja. Untuk saat ini para operator arung jeram kebanyakan memakai helm ini.
Dalam arung jeram usahakan memilih helm yang menutup hingga belakang kepala karena helm ini lebih aman dibandingkan helm yang hanya menutup setengah kepala saja. Namun saat ini helm tersebut jarang dijumpai di operator arung jeram.
3. DAYUNG








Ada beberapa jenis dayung yang bisa digunakan untuk arung jeram, antara lain :
Dayung kayu, lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.
Dayung fiber glass, dayung ini cukup ringan tetapi mudah pecah dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai pemakai atau orang disekitarnya.
Dayung aluminium dan plastik, dayung ini cukup ringan, terapung di air dan lebih kuat dari dayung lainnya yang tersebut diatas. Saat ini para operator arung jeram di seluruh dunia kebanyakan menggunakan dayung ini.
Untuk pengarungan dengan perahu karet, berdasarkan pemakaiannya dikenal dua macam dayung. Yaitu :
Dayung paddle
Dayung ini digunakan untuk pengarungan dengan perahu berawak banyak, jadi masing-masing awak perahu menggunakan satu dayung. Ukuran panjang dayung disesuaikan dengan ukuran tubuh dan kekuatan awak perahu serta ukuran perahu. Panjang dayung umumnya berkisar antara 150 cm-170 cm.

Dayung OAR
Ukuran dayung OAR lebih panjang dari dayung paddle, hal ini dikarenakan dayung OAR memerlukan rangka (frame) sebagai peganggannya. Rangka ini dipasang melintang di atas tabung perahu. Sepasang dayung OAR (kanan-kiri) digerakkan oleh satu orang.
4. SEPATU



Untuk melindungi kaki dari kemungkinan terluka, gunakan jenis sepatu yang dapat melindungi telapak kaki, namun pergelangan kaki dapat tetap bergerak bebas, termasuk memudahkan untuk berenang. Jenis sepatu yang digunakan biasanya jenis sepatu dengan alas sepatu yang tipis namun cukup lentur untuk kaki bergerak. Dapat juga menggunakan sandal gunung.
5. PAKAIAN


Pakaian yang tepat untuk berarung jeram adalah pakaian yang memungkinkan kita tetap leluasa dalam bergerak. Jangan sekali – kali menggunakan celana jeans, karena selain tidak mudah kering dan berat , celana jenis ini tidak memungkinkan kita untuk bergerak dengan leluasa. Biasanya jenis celana dan baju yang digunakan adalah yang berbahan parasut / berkain tipis.
6. FLIP LINE




Flip line adalah tali yang panjangnya kira-kira setengah meter sampai dua meter dan kedua ujungnya disimpul dengan sebuah carabiner. Biasanya alat ini dipakai di pinggang para rafter. Guna flip line adalah :
Alat bantu untuk melepaskan perahu yang tersangkut di batu.
Alat bantu untuk membalikkan perahu bila perahu terbalik
Alat bantu untuk melepaskan perahu dalam keadaan wrap ringan
7. PELUIT



Dalam pengarungan peliut banyak fungsinya, terutama sebagai alat komunikasi ke perahu lainnya. Sinyal yang mesti diketahui dalam peluit yaitu :
Peluit 1 kali berarti perhatian
Peluit 2 kali berarti jalan
Peluit 3 kali berarti ada masalah atau minta pertolongan

8. SURVIVAL KIT




Perlengkapan survival, harus selalu melekat di badan, tetapi usahakan jangan sampai mengganggu gerakan kita. Biasanya terdiri dari pisau lipat, korek api tahan air, dll. Survival kit biasanya digunakan untuk perjalanan panjang, terutama pada sungai yang belum pernah diarungi oleh para peserta atau pengarungan dalam rangka ekspedisi. Sebagaimana disebut di atas, lamanya waktu mengarungi sungai juga mempengaruhi barang yang harus dibawa.
9. Obat – obatan pribadi

Obat pribadi harus dibawa oleh pengarung yang mempunyai penyakit yang diderita.
10.  Peralatan tambahan, meliputi : topi, kaca mata, peralatan mandi, dsb.


Itulah beberapa peralatan pribadi yang harus dimiliki seoarang rafter saat akan berarung jeram demi tercapainya prosedur keselamatan dalam kegiatan arung jeram.

1 comments: