TEKNIK DAYUNGAN
ARUNG JERAM
Dipublikasi pada Mei 2, 2012 oleh info wisata indonesia
Untuk dapat berarung jeram/mengendalikan perahu maka kita
wajib menguasai salah satu tekhnik dasar dalam berarung jeram yaitu tekhnik
dayungan. Mendayung dilakukan dengan tujuan untuk memindahkan perahu dari suatu
posisi ke posisi yang lain. Dalam berarung jeram, dayungan dikomando oleh
seorang skipper.
Beberapa tekhnik dayungan yang wajib dikuasai jika kita
ingin berarung jeram diantaranya sebagai berikut:
1. Dayung Maju (Forward paddle/forward stroke) Tujuan dari
dayung maju ini adalah untuk menggerakkan perahu kearah depan (maju). Caranya
yaitu dengan cara menancapkan dayung didepan kemudian ditarik kebelakang sampai
sejajar dengan pantat. Angkat bilah dayung ulangi ke posisi semula dan
seterusnya.
2. Dayung Mundur (Back Paddle/Back Stroke) Tujuan dari
dayung mundur ini adalah untuk menggerakkan perahu kebelakang ataupun untuk
memperlambat laju perahu. Caranya yaitu kebalikan dari dayung maju yaitu dengan
menancapkan bilah jauh dibelakang posisi badan kita kemudian tarik kedepan
sampai posisi awal dayung maju. Hal yang perlu diperhatikan dalam mendayung
yaitu usahakan jangan hanya menggunkanan kekuatan tangan akan tetapi dibantu
dengan otot perut sehingga dayungan yang dihasilkan akan lebih kuat.
3. Dayung Tarik (Kanan) Tujuan dari dayung tarik ini yaitu
untuk menggeser perahu kearah kanan. Dalam berarung jeram biasanya digunakan
untuk menghindari batu ataupun rintangan yang terletak disebelah kiri perahu
sehingga tidak terjadi benturan dengan perahu. Caranya yaitu awak yang terletak
disebelah kanan menancapkan dayung jauh kesamping dan menariknya kearah perahu
sedangkan awak yang terletak disebelah kiri manancapkan dayungnya tegak lurus
mendekati lambung perahu dan ditolak menjauhi perahu. Dalam dayung tarik ini,
usahakan posisi dayung tetap tegak lurus (900) terhadap permukaan air.
4. Dayung Tarik (kiri) Dayung tarik (kiri) ini berlawanan
dengan dayung kanan tarik. Tujuan dari dayung tarik ini yaitu untuk menggeser
perahu kearah kiri. Caranya yaitu awak yang terletak disebelah kiri menancapkan
dayung jauh kesamping dan menariknya kearah perahu sedangkan awak yang terletak
disebelah kanan manancapkan dayungnya tegak lurus mendekati lambung perahu dan
ditolak menjauhi perahu.
5. Dayung Pancung (kanan) Tujuan dari dayung Pancung Kanan
ini yaitu untuk membelokkan perahu kearah kiri. Caranya yaitu awak dalam perahu
yang terletak paling depan, sebelah kanan mengambil dayungan dari arah depan
perahu ditarik kearah samping kanan perahu sedangkan awak yang terletak
disebelah kiri mengambil dayungan dari samping kiri perahu digeser sampai depan
perahu. Dayung pancung ini sering digunakan ketika dalam jeram untuk
menghindari batu atau rintangan yang terletak didepan perahu yang dapat
menyebabkan Wrap (Perahu Tersangkut).
6. Dayung Pancung (Kiri) Dayung Pancung Kiri ini berlawanan dengan
Pancung kanan, tujuannya yaitu untuk membelokkan perahu kearah kanan. Caranya
yaitu awak dalam perahu yang terletak paling depan, sebelah kiri mengambil
dayungan dari arah depan perahu ditarik kearah samping kiri perahu sedangkan
awak yang terletak disebelah kanan mengambil dayungan dari samping kanan perahu
digeser sampai depan perahu.
SKALA TINGKAT KESULITAN
JERAM (GRADE)
Dipublikasi pada April 21, 2012 oleh info wisata indonesia
SKALA TINGKAT KESULITAN JERAM (GRADE)
Saat ini ada 2 skala yang dikenal dalam olahraga arung
jeram, yaitu :
Skala internasional, angka ukuran skala yang digunakan I-IV,
skala ini digunakan di sungai-sungai di Amerika Utara dan Eropa. Skala inilah
yang dipakai di Indonesia.
Skala Western, skala ini diperkenalkan oleh penguasa Grand
Canyon, yaitu Doc Marston. Ukuran skala yang dipakai berkisar 1-10, skala ini
dipakai hanya di sungai-sungai bagian barat Amerika, salah satunya Sungai
Colorado.
SKALA
INTERNASIONAL
|
SKALA
WESTERN
|
TINGKAT KESULITAN JERAM
|
0
|
Flat water (air mengalir tenang)
|
|
Kelas I
|
1,2
|
Easy (mudah)Aliran air dengan ombak kecil dan sedikit atau
sama sekali tidak ada rintangan yang berarti. Sangat aman
|
Kelas II
|
3,4
|
Medium (sedang)
Jeram yang gampang dengan ombak dibawah 1 meter, dengan
lintasan yang lebar dan jelas, dapat diarungi tanpa scouting, tetapi
kadang-kadang diperlukan reflek maneuver yang bagus. Aman
|
Kelas III
|
5,6
|
Difficult ( sulit)Jeram dengan ombak tinggi dan tidak
beraturan, sering terjadi perahu terbalik. Jalur-jalur yang sempit memerlukan
maneuver yang sangat baik, juga terkadang diperlukan scouting dari pinggir
sungai. Agak berbahaya.
|
Kelas IV
|
7,8
|
Very difficultJeramnya panjang dan kadang-kadang disertai
penyempitan jalur, sering diperlukan manuver dan gerkan yang akurat, apalagi
pada arus yang bergejolak, scouting/pengintaian sangat penting. Berbahaya
|
Kelas V
|
9,10
|
Extreme difficultJeramnya sangat panjang, sulit dan
hambatan-hambatan jalur yang sangat tinggi, jeram seperti ini harus
di-scouting dari dekat atau sedekat mungkin meski biasanya lokasi scouting
cukup sulit. Misi penyelamatan sangat sulit. Jeram ini selalu mengancam semua
peserta . Sangat berbahaya.
|
Kelas VI
|
U
|
Unrunable (tidak dapat diarungi)Jeram ini paling
berbahaya, disepakati untuk dilarang diarungi.
|
PERALATAN PRIBADI
ARUNG JERAM
Dipublikasi pada April 16, 2012 oleh info wisata indonesia
sebelum kita melakukan suatu pengarungan di sungai ataupun
hanya berarung jeram ceria saja, terlebih dahulu kita harus mengetahui
peralatan pribadi yang harus dimiliki perorangan supaya dapat meminimalisir
suatu kejadian tak terduga seperti kecelakaan di air saat arung jeram dan lain
– lain. Peralatan pribadi tersebut antara lain :
PELAMPUNG
Pelampung juga banyak macamnya, tetapi semua mempunyai fungsi yang sama. Pelampung yang dipakai untuk arung jeram adalah pelampung dengan bahan baku di dalamnya dari busa yang kedap air, busa bagian depan lebih tebal dari busa bagian belakang, karena apabila seorang hanyut disungai dalam keadaan tidak sadar atau lemas, maka otomatis orang tersebut akan terapung tengadah atau muka di permukaan air.
Fungsi pelampung adalah membantu peserta yang jatuh di air
agar tetap terapung. Fungsi sekundernya adalah sebagai pelindung / body
protector terhadap benturan baik berupa rintangan sungai, maupun (dayung)
sesama peserta. Selain itu, ada juga pelampung yang dilengkapi dengan pelindung
kepala bagian belakang atau tengkuk.
Jika pelampung terlalu longgar maka saat seseorang tercebur
kedalam air pelampung tersebut akan naik ketas sehingga akan mencekik orang
tersebut dan akan menyulitkannya untuk bergerak sedangkan jika pelampung
terlalu kencang maka akan menghambat jalur pernapasan seseorang. Oleh karena
itu pakailah pelampung tidak terlalu longgar dan tidak juga terlalu kencang.
2. HELM
Fungsi helm adalah untuk melindungi kepala peserta arung jeram apabila kepala peserta terbentur batu atau benda keras di air.
Dalam menggunakan helm jangan terlalu kencang, karena
pengarungan memakan waktu yang cukup lama dan bisa mengakibatkan kepala sakit
karena terjepit helm yang terlalu kencang. Atau jangan terlalu longgar karena
bisa mengganggu gerakan atau pandangan dalam pengarungan. Biasanya untuk
pengaturan kencang tidaknya helm maka disisakan kira – kira dua jari supaya
pemakaian helm menjadi optimal.
Ada beberapa macam helm ,diantaranya :
Helm fiber glass sangat ringan tetapi bisa berbahaya.
Apabila terbentur benda keras, helm fiber glass mudah pecah, pecahnya sengat
gampang melukai apalagi jika helm pecah pada waktu dipakai.
Helm plastik, lebih aman karena tidak mudah pecah seandainya
pecah, pecahannya tidak hancur. Biasanya helm plastik jika pecah hanya retak –
retak saja. Untuk saat ini para operator arung jeram kebanyakan memakai helm
ini.
Dalam arung jeram usahakan memilih helm yang menutup hingga
belakang kepala karena helm ini lebih aman dibandingkan helm yang hanya menutup
setengah kepala saja. Namun saat ini helm tersebut jarang dijumpai di operator
arung jeram.
3. DAYUNG
Dayung kayu, lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan
dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.
Dayung fiber glass, dayung ini cukup ringan tetapi mudah
pecah dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai pemakai atau orang
disekitarnya.
Dayung aluminium dan plastik, dayung ini cukup ringan,
terapung di air dan lebih kuat dari dayung lainnya yang tersebut diatas. Saat
ini para operator arung jeram di seluruh dunia kebanyakan menggunakan dayung
ini.
Untuk pengarungan dengan perahu karet, berdasarkan
pemakaiannya dikenal dua macam dayung. Yaitu :
Dayung paddle
Dayung ini digunakan untuk pengarungan dengan perahu berawak
banyak, jadi masing-masing awak perahu menggunakan satu dayung. Ukuran panjang
dayung disesuaikan dengan ukuran tubuh dan kekuatan awak perahu serta ukuran
perahu. Panjang dayung umumnya berkisar antara 150 cm-170 cm.
Dayung OAR
Ukuran dayung OAR lebih panjang dari dayung paddle, hal ini
dikarenakan dayung OAR memerlukan rangka (frame) sebagai peganggannya. Rangka
ini dipasang melintang di atas tabung perahu. Sepasang dayung OAR (kanan-kiri)
digerakkan oleh satu orang.
Untuk melindungi kaki dari kemungkinan terluka, gunakan
jenis sepatu yang dapat melindungi telapak kaki, namun pergelangan kaki dapat
tetap bergerak bebas, termasuk memudahkan untuk berenang. Jenis sepatu yang
digunakan biasanya jenis sepatu dengan alas sepatu yang tipis namun cukup lentur
untuk kaki bergerak. Dapat juga menggunakan sandal gunung.
Pakaian yang tepat untuk berarung jeram adalah pakaian yang
memungkinkan kita tetap leluasa dalam bergerak. Jangan sekali – kali
menggunakan celana jeans, karena selain tidak mudah kering dan berat , celana
jenis ini tidak memungkinkan kita untuk bergerak dengan leluasa. Biasanya jenis
celana dan baju yang digunakan adalah yang berbahan parasut / berkain tipis.
Flip line adalah tali yang panjangnya kira-kira setengah meter
sampai dua meter dan kedua ujungnya disimpul dengan sebuah carabiner. Biasanya
alat ini dipakai di pinggang para rafter. Guna flip line adalah :
Alat bantu untuk melepaskan perahu yang tersangkut di batu.
Alat bantu untuk membalikkan perahu bila perahu terbalik
Alat bantu untuk melepaskan perahu dalam keadaan wrap ringan
Dalam pengarungan peliut banyak fungsinya, terutama sebagai
alat komunikasi ke perahu lainnya. Sinyal yang mesti diketahui dalam peluit
yaitu :
Peluit 1 kali berarti perhatian
Peluit 2 kali berarti jalan
Peluit 3 kali berarti ada masalah atau minta pertolongan
Perlengkapan survival, harus selalu melekat di badan, tetapi
usahakan jangan sampai mengganggu gerakan kita. Biasanya terdiri dari pisau
lipat, korek api tahan air, dll. Survival kit biasanya digunakan untuk
perjalanan panjang, terutama pada sungai yang belum pernah diarungi oleh para
peserta atau pengarungan dalam rangka ekspedisi. Sebagaimana disebut di atas,
lamanya waktu mengarungi sungai juga mempengaruhi barang yang harus dibawa.
Obat pribadi harus dibawa oleh pengarung yang mempunyai
penyakit yang diderita.
10. Peralatan tambahan, meliputi : topi, kaca mata,
peralatan mandi, dsb.
Itulah beberapa peralatan pribadi yang harus dimiliki
seoarang rafter saat akan berarung jeram demi tercapainya prosedur keselamatan
dalam kegiatan arung jeram.
terima kasih..sangat membantu.
ReplyDelete